Kartun Nabi Muhammad, Media Timur Tengah Marah Besar
Willy Haryono - 15 Januari 2015 15:39 WIB
Sebuah program berita saluran teleivisi IRINN di Iran mengenai edisi terbaru Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad - IRINN
Metrotvnews.com, Paris: Beredarnya kartun Nabi Muhammad dalam edisi terbaru surat kabar Charlie Hebdo memicu kemarahan banyak media Timur Tengah. Charlie Hebdo dinilai tidak tahu diri dan memprovokasi dunia Islam.
Dalam koran Aljazair Echourouk, Habib Rashdin mengkritik pemerintah Prancis yang membantu mendanai edisi terbaru Charlie Hebdo. "Hal ini sudah melanggar batas, dan bisa dikatakan sebagai perang terbuka terhadap Muslim."
"Sudah menjadi hak semua Muslim untuk menggugat duta besar Prancis di negara masing-masing atas penghinaan dan penistaan agama," tambah Rashdin, seperti dikutip BBC, Rabu (14/1/2015).
Saluran televisi Iran, IRINN, mendeskripsikan kartun Nabi Muhammad sebagai "suatu bentuk provokasi." Sedangkan Press TV, saluran internasional berbahasa Inggris di Iran, menayangkan sebagian kartun tanpa menghadirkan karikatur Rasulullah SAW. Press TV mengingatkan Charlie Hebdo atas semakin bertambahnya kebencian terhadap mereka.
Di Turki, surat kabar pendukung pemerintah Yeni Akit, menuliskan kata-kata tajam terhadap Charlie Hebdo dan dunia barat.
"Terlepas dari kejadian mengerikan (di Paris), surat kabar Charlie Hebdo yang arogan dan juga media Barat, di bawah kekuatan Zionis, melancarkan serangan pengecut mereka terhadap Muslim dan dunia Islam," demikian tertulis di Yeni Akit.
Namun surat kabar pendukung sekularisme Cumhuriyet merilis empat halaman Charlie Hebdo sebagai bentuk solidaritas. Polisi sempat menghentikan distribusiCumhuriyet, namun pada akhirnya diizinkan beredar karena kartun Nabi Muhammad tidak dimasukkan.
Edisi terbaru Charlie Hebdo laris terjual dalam waktu singkat. Untuk memenuhi permintaan pasar, Charlie Hebdo akan meningkatkan produksi edisi terbarunya hingga lima juta kopi.
Dalam koran Aljazair Echourouk, Habib Rashdin mengkritik pemerintah Prancis yang membantu mendanai edisi terbaru Charlie Hebdo. "Hal ini sudah melanggar batas, dan bisa dikatakan sebagai perang terbuka terhadap Muslim."
"Sudah menjadi hak semua Muslim untuk menggugat duta besar Prancis di negara masing-masing atas penghinaan dan penistaan agama," tambah Rashdin, seperti dikutip BBC, Rabu (14/1/2015).
Saluran televisi Iran, IRINN, mendeskripsikan kartun Nabi Muhammad sebagai "suatu bentuk provokasi." Sedangkan Press TV, saluran internasional berbahasa Inggris di Iran, menayangkan sebagian kartun tanpa menghadirkan karikatur Rasulullah SAW. Press TV mengingatkan Charlie Hebdo atas semakin bertambahnya kebencian terhadap mereka.
Di Turki, surat kabar pendukung pemerintah Yeni Akit, menuliskan kata-kata tajam terhadap Charlie Hebdo dan dunia barat.
"Terlepas dari kejadian mengerikan (di Paris), surat kabar Charlie Hebdo yang arogan dan juga media Barat, di bawah kekuatan Zionis, melancarkan serangan pengecut mereka terhadap Muslim dan dunia Islam," demikian tertulis di Yeni Akit.
Namun surat kabar pendukung sekularisme Cumhuriyet merilis empat halaman Charlie Hebdo sebagai bentuk solidaritas. Polisi sempat menghentikan distribusiCumhuriyet, namun pada akhirnya diizinkan beredar karena kartun Nabi Muhammad tidak dimasukkan.
Edisi terbaru Charlie Hebdo laris terjual dalam waktu singkat. Untuk memenuhi permintaan pasar, Charlie Hebdo akan meningkatkan produksi edisi terbarunya hingga lima juta kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar