Rabu, 31 Desember 2014

2014, MUI: Islam Sengaja Dihancurkan dan Dihilangkan

Rabu, 31 Desember 2014, 18:37 WIB
Komentar : 117
ROL
Tengku Zulkarnain
Tengku Zulkarnain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain menilai, ada upaya peminggiran terhadap umat Islam sepanjang 2014. Baik dari peran politik, ekonomi dan budaya. 
Misalnya, kata dia, tidak cairnya dana bantuan sosial (bansos) bagi ormas-ormas Islam hingga saat ini.
"Islam sengaja dihancurkan dan dihilangkan. Dengan tidak mencairkan bansos jelas-jelas membunuh ormas-ormas terutama ormas Islam," kata Tengku saat dihubungi ROL, Selasa (30/12).
Padahal, menurut Tengku, ormas memiliki peran dalam membina masyarakat Indonesia dari segi agama. Upaya peminggiran juga terlihat dari penghancuran masjid untuk pembangunan gedung perkotaan yang jelas dimonopoli oleh budaya asing dan kapitalis. 
Sepanjang 2014, Tengku menilai, pemerintah tidak adil terhadap umat Islam Indonesia yang notabene merupakan penduduk mayoritas. Timbulnya banyak konflik selama ini juga dianggap karena umat Muslim sebagai kaum mayoritas justru dipinggirkan. 
Tengku mengingatkan, jika pemerintah tidak sungguh-sungguh memperhatikan umat Muslim sebagai mayoritas, maka konflik akan terus tersulut di 2015. 
Tengku menyoroti kepedulian Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap kurang berpihak kepada Islam.
"Setiap ada perayaan umat Islam tidak pernah datang. Tapi kemudian rela jauh-jauh pergi ke Papua. Ini kan secara transparan rakyat melihat pemerintah berpihak ke minoritas," Papar Tengku.
Untuk menghindari konflik pada 2015, Tengku menyarankan agar pemerintah Joko Widodo bersikap adil dan proporsional.
Sumber : Republika.co.id

Al Hasyr Peringatkan Tahun Baru

Surat Alquran Ini Ingatkan Umat Islam Soal Perayaan Tahun Baru

Ribuan Jamaat memadati Masjid Agung At-Tin untuk mengikuti Dzikir Nasional yang diadakan oleh REPUBLIKA, Rabu (31/12).
Ribuan Jamaat memadati Masjid Agung At-Tin untuk mengikuti Dzikir Nasional yang diadakan oleh REPUBLIKA, Rabu (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Santri Daarul Quran Syafril Mode membacakan surah al-Hasyr saat Dzikir Nasional Republika di Masjid Attin, Jakarta, Rabu (31/12). Menurut Syafril surah Al Hasyr sangat cocok dengan tema acara yakni dahulu persatuan dan persaudaraan,
Syafril Mode menuturkan dalam kandungan surah al-Hasyr sangat menyinggung keadaan peringatan tahun baru 2015. Ia mengingatkan  tidak selamanya tahun baru bisa dimeriahkan dengan cara membakar kembang api. Syafril yang baru berumur 17 tahun ini berharap refleksikan diri dengan dzikir dan mengaji. 

Saat tampil ribuan jamaah yang hadir diam dan terpukau. Begitu juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan dan mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi. Pandangan mereka tidak lepas dari Syafril Mode.

Seorang Jamaah mengatakan Allah-Allah. Setiap kali menghela nafas, ia mengucapkan Allah-Allah. Menurut Rahman Hakim Syafril adalah sosok yang ditunggu bangsa. Kelak saat dewasa, jamaah ini menilai Syafril bisa jadi pemimpin bangsa. Karena di umur yang ke 17 tahun putra Makasar itu sudah hafal Al Quran di luar kepala. 

Syafril berjanji setelah ini tidak akan berhenti untuk belajar Alquran. Ia akan pelajari kandungan setiap ayat. Menurutnya sampai tua pun belum tentu ini akan rampung. "ini salah satu maksud refleksikan diri dalam surah al-Hasyr," kata dia.
(Sumber : Republika.co.id)

Senin, 29 Desember 2014

Jokes

Akbat Tidur “TELENTANG”
Kalau anda tidur, jangan sekali-kali Telentang, karena bisa mengganggu kesehatan anda! Survey membuktikan : Orang2 yang tidur Telentang akan menyebabkan gejala sebagai berikut :
        Susah bernafas
        Tersedak
        Pencernaan terganggu
        Yang paling fatal akan menyebabkan “KEMATIAN”!

Maka untuk keselamatan dan kesehatan Anda, disarankan hindari tidur Telentang. Sebab jangankan tidur Telen Tang, Telen Baud atau Mur saja yang lebih kecil, susahnya setengah mati, apalagi Telen Tang yang gede. “Kabayang”. Mendingan Telen Dahdir aja... he he

Maling Hayam Jeung Panganten
Awal carita mangsa peuting keur sepi jempling, aya maling keur ulak ilik ka katuhu jeung kenca, ngaler ngidul jeung ngulon, tuluy keteyep ngadekeutan ka hiji imah panggung, maklum dikampung mah masih keneh loba imah panggung, jeung biasana kolong imah teh sok dijieun kandang hayam, kandang entog, kandang kelenci, pokona mah kolong imah teh sok dijieun kandang ingonan anu manfaat keur kulawargana, multi fungsi meureun nya ayeuna mah istilahna teh.
Tah simaling teh caritana rek maling hayam, rerencepan muka panto kandang bari jeung dugdag-degdeg da sieun kadengeeun kunu boga imah, barang keur muka panto kandang ngadenge aya sora awewe "kang....tos dibuka......", simaling ngagerendeng na hatena "duh! nyahoeun aing muka panto", simaling jempe sakeudeung, teu kungsi lila tuluy moncor sirahna ka kandang, ti imah kadenge deui sora awewe "duh kang tos lebet nya !!!" sorana rada tarik, simaling ngorejat bari kukulutus dina hatena "haram jadah! nyahoeun aing rek maling hayam !", padahal nu dijero imah mah teu nyahoeun nanaon da puguh keur sosonoan, maklum masih pangantenan.
Isukna simaling jualan bonteng di pasar, kabeneran sipanganten oge indit kapasar, pas liwat ka tukang bonteng awewena nyarita ka salakina bari ngadilak ka tukang bonteng, pokna teh "kang siga nu wengi nya!". maksudna kana bonteng, tapi Tukang bonteng ngagebeg hatena, rey...... beungeutna ngadadak beureum, tuluy hudang tina diukna, beretek lumpat tipoporose sieun ditewak, hatena baceo "duh bener-bener nyahoeun ka aing". padahal si awewe mah ngomong kitu teh kanu boga salakina.

me n flend


Pengurus MGMP PAI Kabupaten Cianjur


Bukan Mas Adam but it's me


Minggu, 28 Desember 2014

Artikel Serba-serbi Ramadhan

SERBA-SERBI ROMADLON (part 1)
Tema : Papajar
Inikah yang dikehendaki Alloh dari kita?

D
iantara sifat orang yang beriman adalah merasa gembira dengan datangnya Ramadhan, dan merasa sedih dengan kepergiannya. Oleh karena itu detik-detik dalam bulan penuh berkah ini digunakannya untuk benar-benar mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan berbagai ibadah : shaum, tarawih, sedekah, membaca serta mempelajari Al Qur’an, dll. Makin dekat ke akhir Ramadhan, semangatnya makin tinggi dalam mengejar ampunan dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta’aala dengan puncaknya beritikaf di sepuluh malam terakhir untuk mendapatkan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sifat seperti ini merupakan bukti keimanannya dalam memenuhi seruan Rabbnya agar bersegera untuk mendapatkan ampunan dari-Nya dan surga yang seluas langit dan bumi.
Ketika Bulan Romadlon tiba, ummat Islam di seluruh dunia bergembira menyambut Bulan penuh berkah tersebut. Tak terkecuali Ummat Islam di Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas meski hanya secara kuantitas.
Ekspresi kegembiraan di berbagai daerah dalam menyambut Bulan Suci itu bermacam-macam. Di Cianjur ada istilah “Papajar”, entah dari mana dan dari siapa kata papajar tersebut berawal, yang kami amati dari papajar adalah mencari tempat-tempat rekreasi untuk memuaskan kegiatan-kegiatan yang dilarang di bulan Romadlon. Ada yang membawa makanan dengan lauk-pauknya untuk “botram”, ada yang dengan motor club’nya hanya sekedar hura- hura, ada yang pula yang berpasangan dengan pacarnya dengan asumsi bahwa di bulan Romadlon dilarang berpacaran, bahkan ada sebagian orang yang hampir tidak ketinggalan setiap tahunnya untuk mengikuti kegiatan papajar tanpa diikuti dengan kegiatan shaumnya.
Semakin lama kegiatan papajar ini semakin marak, bahkan mereka merasa kurang sempurna shaumnya jika tidak mengadakan kegiatan papajar. Penulis maklum, jika papajar dilihat sebagai tradisi. Tapi yang berkembang di masyarakat (Cianjur-pen) hampir  menjadi suatu keharusan. Hal ini banyak dilakukan oleh pribadi, pasangan, keluarga, instansi-instansi pemerintah bahkan  instansi pendidikan. Ketika  Ummat Islam bergembira dengan datangnya bulan Romadlon, hal itu memang dianjurkan oleh Rosululloh SAW. Tapi apakah papajar sudah sesuai dengan sunnah? Melihat kegembiraannya, Oke itu dianjurkan. Tapi cara mengekspresikan kegembiraan itu dengan memuaskan hal-hal yang dilarang nanti pada bulan Romadlon, ini yang tidak nyunnah. Yang paling dikhawatirkan dari kegiatan papajar ini adalah pada awalnya mereka berpendapat bahwa papajar adalah tradisi (budaya) semata tapi lama kelamaan akan berkembang menjadi syari’at.
Padahal yang biasa dilakukan Rosulullah SAW ketika menjelang Romadhon tiba adalah bukan berhura-hura, bukan mayoran, bukan muas-muasin mumpung serba dibolehkan. Tapi Beliau mengumpulkan para sahabatnya kemudian beliau berpidato sebagai taushiyah. Inilah isi taushiyahnya sebagaimana yang diceritakan oleh Sahabat beliau Salman Al Farisi sebagai berikut:
 “Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, dimana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan dimana Allah mewajibkan puasa dan menganjurkan melakukan ibadah sunnah dimalam harinya. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan mengerjakan suatu perbuatan baik atau menunaikan suatu kewajiban, maka dia sama dengan menunaikan tujuh puluh kewajiban di saat-saat lain. Bulan ini adalah bulan bersabar, barangsiapa yang bersabar, pahalanya adalah surga. Bulan ini juga bulan kebersamaan. Bulan dimana rezeki orang mu’min bertambah. Barangsiapa yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, berarti dia melebur dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Adapun orang yang memberi buka itu sendiri mendapatkan pahala yang sama (dengan orang yang berpuasa) tanpa kurang sedikitpun.”
Kemudian para Sahabat berkata, “Tidak semua kami mampu menyediakan buka bagi orang berpuasa”
Nabi pun bersabda, “Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka, meskipun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air atau sececap susu. Bulan ini adalah bulan yang awalnya merupakan rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban buruhnya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Maka perbanyaklah di bumi ini melakukan empat hal. Dua diantaranya akan membuat Tuhan kalian ridha dan dua hal lainnya merupakan kebutuhan yang tak dapat kalian abaikan. Dan hal yang membuat Tuhan kalian ridha adalah bersyahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan beristighfar, memohon ampun kepada-Nya. Sedangkan dua hal lainnya yang tidak dapat kalian abaikan adalah memohon surga kepada Allah dan memohon perlindungan-Nya dari api neraka. Barangsiapa membuat kenyak seseorang yang berpuasa di bulan ini, maka Allah akan memberinya minum dari telagaku. Minuman yang tidak akan membuat kehausan selamanya.”
So, ekspresikanlah kegembiraan dalam menyambut bulan suci Romadlon dengan melaksanakan shaum dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan amaliah ibadah yang lainnya (tarawih, tadarrus, tadabbur dan memperbanyak dzikrulloh). S’moga!











SERBA-SERBI ROMADLON (part 2)
Tema : Tarawih
Inikah yang dikehendaki Alloh dari kita?

S
alah satu fenomena yang terjadi di bulan Romadlon yang sangat menggembirakan adalah semaraknya berbagai kegiatan positif dari mulai sanlat, diskusi, bahsul kutub (bedah buku) perlombaan yang Islami, tadarus dan tarawih di langgar-langgar, musholla, masjid bahkan di rumah-rumah.
Selalu ada yang menarik mengamati berbagai kegiatan peribadatan di Bulan Romadlon, salah satunya adalah “Sholat Tarawih”. Di setiap Masjid sudah dapat dipastikan pada malam pertama Bulan Romadlon dipenuhi oleh semua lapisan masyarakat yang hendak melaksanakan sholat Tarawih berjama’ah, baik itu anak-anak, orang tua, remaja, laki-laki dan perempuan. Bahkan ada ungkapan dari warga bahwa masjid harus diperbesar, lantaran kurang mampu menampung jama’ah. Sungguh fenomena yang membanggakan.
Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa “Shalat Tarawih (terkadang disebut teraweh atau taraweh) adalah shalat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْÙˆِÙŠْØ­َØ©ٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat" atau diartikan bersantai.
Tapi coba tengok setelah shaum sudah hitungan belasan atau sepuluh hari terakhir, maka dengan sendirinya mesjid akan memperbesar sendiri dengan melihat lengang dan luasnya ruang yang tersisa, dengan kata lain masjid-masjid banyak yang kosong (jama’ahnya sedikit). Padahal kalau diperhatikan pada 10 hari terakhir sudah banyak masyarakat yang mudik artinya masyarakat (jama’ah) idealnya bertambah. Tapi kenapa justru mengerucut?
Diawali dengan sholat Isya berjama’ah dengan bacaan Imam yang tartil dan gerakan tumaninah dilanjutkan dengan sholat sunnah rowatib ba’da Isya bahkan ada yang diselang dengan Kultum. Dengan diawali bacaan (semacam muroqi) oleh salah seorang ma’mum meski dengan terbata-bata : “Solatan sunatan tarawihi jami’atu rohimakumulloh” entah mereka tahu makna dan maksudnya sepertinya hal itu tidak terlalu penting. Dengan jawaban lantang dan sedikit berteriak makmum yang lain menjawab : “Asholatu la’ilaaha illalloh” kalau diartikan secara harfiah (sholat itu tiada tuhan selain Alloh). Terasa kurang nyambung, tapi lagi-lagi itu bukan hal yang penting, yang penting adalah semangatnya.
Imam pun berdiri dan mulai takbirotul ihrom, tanpa iftitah. fatihah dan seterusnya sampai salam seperti sholat pada umumnya. Tapi betapa kagetnya, bacaan Imam yang tartil dan gerakan yang tuma’ninah pada waktu sholat Isya, tidak ditemukan pada saat sholat Tarawih. Pada pelaksanaannya sholat tarawih hampir disetiap mesjid, langgar atau musholla, sulit menemukan bacaan Imam yang tartil dan susah mendapatkan gerakan yang tuma’ninah, padahal halite merupakan rukun sholat dan bagian dari keabsahan sholat.
Diawali dengan takbirotul ihrom, imam pun langsung membaca surat Al-Fatihah tanpa do’a iftitah. Dengan cepatnya fatihah itu dibaca bahkan dari ayat 1 sampai ayat 7 dibacanya tanpa bernafas. Setelah imam sampai  pada kata waladldloolliin dengan nafas terengah-engah, maka ma’mum serentak dengan teriakannya dan sedikit menyentak mengucapkan kata “Amin”, pendek dan kencang, bahkan ada sebagian ma’mum yang mendahului amin sebelum imam selesai membaca fatihah. Ruku’ dan sujud terasa hanya formalitas tanpa bacaan, begitu juga dengan I’tidal dan duduk diantara  dua sujud sulit untuk membaca do’a-do’a yang disunnahkan oleh Rosulullah SAW. Ketika membaca tasyahud (tahiyyat), saya baru sampai assalamu’alaika ayyuhannabiyyu … Imam sudah salam, padahal bacaan tahiyyat itu sudah saya usahakan untuk cepat.
Bagaimana nantinya nasib generasi berikutnya kalau kondisi ibadah terus turun temurun seperti ini. Miris memang kalau ibadah hanya mengandalkan semangat tanpa memperhatikan syarat, rukun serta sunnahnya.
Penulis teringat anekdot, mudah-mudahan ini hanya sekedar anekdot. Ada seorang pemuda kerempeng yang tertarik ingin masuk dan mempelajari Islam, sebut saja dia Mike, kebetulan kejadiannya pada bulan Romadlon. Dengan penuh semangat si Muslim yang merupakan sahabatnya mengajaknya ke sebuah langgar di pinggiran kota, sambil bercerita panjang lebar tentang agama Islam.
Setibanya di langgar, kebetulan sedang melaksanakan sholat Tarawih, Mike pun memperhatikan prilaku orang-orang yang sedang melaksanakan sholat. Shaf paling belakang dilihatnya diisi oleh para pemuda. Tak begitu lama memperhatikan ia pun pulang dengan berbagai pikiran dan perasaan yang gundah. Di satu sisi dia ingin masuk dan mempelajari Islam lebih dalam, tapi di sisi lain ia khawatir tidak sanggup menjalankannya. Ia pun bercerita kepada sahabatnya (Muslim) bahwa ia tidak jadi masuk dan mempelajari Islam. Si Muslim pun kaget bukan kepalang, kenapa orang yang tadinya sudah tertarik masuk Islam malah tidak jadi. “Kenapa kamu tidak jadi masuk agama Islam?” Tanya si Muslim penuh keheranan. “Saya kayanya tidak sanggup untuk menjalankan ajaran Islam yang begitu berat” jawab Mike sedikit penyesalan. “Memangnya kenapa tidak sanggup, tidak ada yang berat kok menjalan ibadah dalam Islam” Muslim meyakinkan Mike sambil memegang bahunya dengan body language penuh ajakan, supaya tidak mengurungkan niatnya.
Rupanya ketika Mike memperhatikan ma’mum pemuda di shaf belakang tadi, mereka sholatnya sambil dorong-dorongan, saling sikut dan saling piting. Si  Mike berpendapat bahwa ibadah (sholat) dalam agama Islam membutuhkan tenaga besar, sedangkan dia (Mike) kurang memiliki tenaga dengan tubuh kerempengnya. Sekali lagi penulis ungkapkan bahwa ini sekedar anekdot yang diambil dari dunia hayal, mudah-mudahan.

Namun apalah jadinya kalau anekdot di atas merupakan kenyataan di kebanyakan masjid dan langgar-langgar. Na’udzubillah, karena penulis yakin bukan seperti ini yang dikehendaki Alloh SWT dari kita semua.

Artikel Renyah Tentang Haji

HAJI, RUKUN ISLAMKAH?
Oleh : Ahmad Zenal Abidin, S.Ag

Tradisi di Indonesia, kalau pulang mengerjakan Rukun Islam yang ke-5 biasa dipanggil Pa Haji atau Bu Hajjah. Berbeda sekali dengan Negara tetangga kita, Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, atau Philipina, belum pernah dengar ada orang di Negara tetangga yang dipanggil Pa Haji atau Bu Hajjah. Ini yang menggelitik saya untuk membuat tulisan ini.
Rukun adalah tata urutan kegiatan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan. Artinya kalau kita beribadah kemudian ketinggalan salah satu rukunnya, maka tidak sah-lah perbuatan (ibadah) itu. Sebagai contoh jika seseorang sholat kemudian dia tidak membaca Al-Fatihah dalam sholatnya, maka sholatnya tidak sah. Jika seseorang wudlu kemudian dia tidak membasuh wajahnya, maka tidak sah wudlunya. Jika seseorang menunaikan Ibadah Haji kemudian dia tidak Wukuf di Arofah, maka Hajinya tidak sah dan tidak bisa diganti dengan dam. Kenapa demikian? Karena, membaca Al-Fatihah dalam sholat termasuk Rukun Sholat, demikian juga membasuh wajah (muka) dalam wudlu termasuk Rukun Wudlu, begitu juga dengan Wukuf disamping merupakan rukun Haji menjadi pembeda dengan Umroh.
Bagaimana dengan Rukun Islam? Apakah apabila seseorang tidak melaksanakan salah satu rukunnya tidak sah ke-Islam-an seseorang. Secara umum demikian ketentuan mengenai rukun. Bagaimana dengan rukun Islam yang ke-5? Hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mampu melaksanakan Ibadah Haji.
Dalam QS. Ali Imron ayat 97, dijelaskan bahwa menunaikan Ibadah Haji ke Baitulloh hukumnya wajib bagi yang mampu dalam perjalanannya. Mampu dalam pengertian secara fisik, psikis, materi dan kondisional. Jadi, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu secara fisik, psikis, materi dan kondisional hukumnya wajib, sementara bagi yang belum memenuhi syarat mampu seperti dijelaskan terdahulu belum terkena kewajiban. Begitulah yang saya fahami dari Qs. Ali Imron ayat 97.
Meski demikian, menunaikan ibadah haji tetap merupakan Rukun Islam yang kedudukannya setara dengan rukun-rukun lainnya. Kita tidak dapat membedakan bahwa Rukun Islam yang ke-5 itu sangat ekslusif, sehingga orang yang telah menunaikannya mendapatkan gelar Haji atau Hajjah. Sebab ibadah haji bukan pendidikan formal seperti UIN, UPI, UNPAD atau ITB atau sekolah tinggi lainnya yang apabila telah selesai, mendapatkan gelar sarjana baik di depan nama maupun di belakang nama.
Sebut saja nama saya Baden, dari kecil saya sudah dibiasakan oleh orang tua untuk melaksanakan sholat lima waktu yang merupakan rukun Islam yang ke-2, tapi belum pernah ada sampai saat ini orang memanggil saya Sholat Baden, berbeda dengan orang yang sudah melaksanakan rukun Islam yang ke-5, mereka umumnya dipanggil Haji atau Hajjah, padahal kedudukannya sama-sama melaksanakan Rukun Islam. Maka timbul pertanyaan mengapa orang yang melaksanakan rukun Islam yang ke-5, di Indonesia dipanggil Haji atau Hajjah? Apakah dalam Ibadah Haji ada unsur politis? Ataukah ibadah haji, ibadah yang tidak dapat menghindarkan sifat riya? Mungkinkah ini (gelar Haji/Hajjah) merupakan penggiringan tradisi kepada syari’at.
Dalam benak saya pernah tercetus pertanyaan sekaligus pernyataan,  mengapa kalau orang yang mau mengenakan gelar Haji/Hajjah setelah melaksanakan rukun Islam yang ke-5, tidak sekalian menempelkan gelar lainnya dari Rukun Islam. Contoh : S.S.Z.S.H. Baden. Keterangan gelar sebagai berikut : S pertama untuk Syahadat, S yang ke-2 untuk Sholat, Z untuk gelar suka mengeluarkan Zakat, S berikutnya untuk Shoum di bulan Romadlon dan H untuk menunaikan Rukun Islam yang ke-5.
Akhhirnya kembali kepada pribadi dan hati masing-masing, apa yang menjadi motif kita untuk menempelkan gelar H. setelah kita melaksanakan Ibadah haji. Karena haji bukanlah sekolah, haji adalah Rukun Islam, Haji adalah ibadah, haji adalah panggilan Alloh.
Ada kisah nyata yang berkaitan dengan Rukun Islam yang ke-5 ini, di sebuah kampung daerah Cianjur selatan ada perilaku sosial yang unik. Sebagian besar masyarakatnya telah menunaikan ibadah haji, sehingga akan merasa malu jika belum menunaikan rukun Islam yang ke-5 itu. Mereka akan melakukan berbagai cara (halal?) untuk dapat menunaikan ibadah haji, ada yang menjual sawah dan ladangnya, ada yang menjual hewan peliharaannya, menjual sumber usahanya, ada yang menyiasati dengan menjadi Tenaga Kerja untuk Arab Saudi, ada yang menggunakan Visa Umroh, Visa Turis, yang penting bagi mereka berada dulu di Negara Saudi Arabia sampai Bulan Haji tiba.
Yang lucu, sebut saja Pa Abid (nama samaran), dia mau berangkat ke Sawahnya yang tinggal sepetak karena sebagian besar sawahnya sudah dijual untuk Ziarah (begitu mereka menyebut untuk menunaikan Ibadah Haji). Tegur sapa, sudah menjadi kebiasaan masyarakat tersebut. “Mau ke Sawah Pa Abid?” salah seorang penduduk kampung bertanya. Tapi Pa Abid terus saja berjalan seolah tidak mendengar sapaan tersebut, padahal jaraknya tidak jauh. “Pa Abid ke sawah ya?” suaranya dikeraskan karena khawatir sapaan tadi kurang terdengar. Pa Abid hanya menegok sesaat dan tidak berkata apa-apa. Kemudian tetanggga jauh tadi bertanya dengan nada pelan “Pa Haji mau ke sawah ya?” Pa Abid pun baru menjawab dengan sigap “iya…iya saya mau ke sawah nih”.
Setelah sekian lama diselidiki, akhirnya bocor juga kenapa Pa Abid ketika dua kali ditanya tidak menjawab. “Saya sudah capek-capek berangkat haji, menjual sawah, mengeluarkan biaya banyak, masa saya tidak di panggil Pa Haji” demikian ungkapnya kepada tetangga lainnya.
Pertanyaan terakhir, apa motif kita menunaikan Ibadah Haji? Jawabannya ada pada hati masing-masing pembaca. Semoga tulisan ini dapat merefleksikan amalan ibadah kita selama ini.

Penulis adalah Guru PAI di SMP Negeri 2 Cianjur

Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Cianjur Periode 2008 - 2017

PUISI-PUISIKU

ISTIQOMAH

Karya : Ahmad Zenal Abidin, S.Ag.

 Seonggok dusta meradang
Mengorek kesucian hati
Merobek kelapangan dada
Menghadang kebesaran jiwa

Kerasnya kehendak
Membongkar kekakuan
Mencengkram kehampaan
Menoreh kenisbian

Munafik pun malu merunduk pergi
Hipokrit pun ragu tuk mendekat
Seakan di hadang hijab tebal kebenaran
Seolah di serbu beribu ketulusan

Aku hanya punya adrenalin
Aku hanya miliki nyali
Aku hanya lelaki yang berempedu
Dengan memapah kebenaran

Via istiqomah

Kemana Asa-Ku

Karya : Ahmad Zenal Abidin, S.Ag.

 Ketika asa tak lagi ada
Ketika obsesi sebatas mimpi
Ketika kata terbata-bata
Ketika rindu hanyalah semu
Ketika janji menjadi tak pasti

Kutengok kebelakang kelam
Kutatap ke depan suram
Kupejamkan mata terbayang
Kupalingkan muka menghampiri
Seolah telur di ujung tanduk

Bahkan……
Pori-poriku tak mampu menahan desiran angin
Tulangku tak mampu menahan bobotku sendiri
Jantungku terkadang enggan tuk berdetak
Paru-paru pun sesak tuk bernafas

Adakah secercah harapan
Dari tulangku yang rapuh
Dari masa lalu yang suram
Dari asa yang hilang

Tanyalah diriku
Tuhan pasti tahu



Nineung
Diserat ku : Ahmad Zenal Abidin, S.Ag


Malati nu kamari kungsi nyambuang
Kiwari seungitna matri dina sanubari
Ngahudang rasa kabungah
Ngageuing diri tina kasedih

Lengkah ge dumadak hampang
Hiliwirna angin saolah ngagotong nu boyot
Gupay dangdaunan ngahiyap ngajak
Sora manuk lir tembang panglipur lara
Golontorna pancuran ibarat pangjajap

Ras inget deui...
Imut gelenyu nu ngabalukarkeun kareueut
Sorot soca nu ngageterkeun kadeudeuh
Harita kantos nitipkeun carita
Nyampaykeun katresna kana palapah hate
Leungit teu puguh jugjugan

Ayeuna bet tembong deui
Ngareureugkeun nu marojenja
Mawa bungah kanu marudah
Mageuhan paseuk nu meh rujad
Ngubaran rakocetna hate
Nu pasti moal ngudar tali gadang
Nu meungkeut urang duaan


Proposal Pentas PAI 2015

PEKAN KETERAMPILAN DAN SENI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PENTAS PAI) TAHUN 2015
TINGKAT SMP SE-KAB. CIANJUR
”MEMBANGUN KARAKTER SISWA  SMP YANG  BERAKHLAQUL KARIMAH
DALAM MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KARAKTER BANGSA”
Sekretariat :   SMPN 2  Cianjur Jalan Siliwangi No 104 Cianjur              
email: mgmppaismpcianjur@yahoo.com

 

A.     MUQADIMAH


Kebangkitan nasional merupakan suatu memontum bersejarah yang tidak boleh kita lupakan. Apa lagi pada generasi muda sebagai generasi penerus suatu bangsa. Maju mundurnya sebuah bangsa di masa depan sangatlah ditentukan oleh generasi mudanya saat ini. Hal ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk dijadikan sebuah refleksi sejauh mana peranan generasi muda sebagai harapan masa depan bangsa sudah berjalan dengan semestinya.
Generasi muda merupakan salah satu komponen yang strategis dalam masyarakat dan komunitas bangsa. Eksistensinya memiliki sebuah karakter baik pemikirannya maupun dalam mengekspresikan sebuah rasa. Pemikiran kritisnya senantiasa akan memberikan sebuah kesan bahwa generasi muda mempunyai kedinamisan serta vitalitas dalam melakukan suatu kegiatan.
Tidak diragukan lagi bahwa pemuda merupakan tonggak kelanjutan perjuangan bangsa, sebab ia merupakan sumber daya manusia yang potensial dan sangat signifikan, karena di tangan merekalah penentu keberhasilan estafet perjuangan dalam membangun sebuah bangsa dan negara. Dan di sisi lain  bisa saja  terjadi kebalikannya, di mana pemuda menjadi boomerang yang akan merepotkan bangsa ini apabila tidak mendapat arahan, pembinaan, pendidikan dan berbagai kegiatan dan sarana lain secara memadai dalam mengaktualisasikan potensi yang ada pada generasi muda tersebut.
Pada sisi religius,  perkembangan budaya dan sosio kultural masyarakat yang begitu cepat dan drastisnya perubahan dari segala penjuru dan multimedia yang ada akan menggeser  pola sikap dan perilaku  serta nilai-nilai yang ada saat ini dan secara negatif dapat berdampak pada terkikisnya nilai religi, dan budaya sebuah bangsa. Sehingga diarahkan generasi muda dapat menyeleksi secara proporsional perubahan tatanan sosial tersebut. Pemuda dapat mengambil sesuatu yang mashlahat, yaitu berimplikasi positif sesuai tatanan sosial yang manusiawi, berkeadilan, dan be eradaban serta islami, dan meninggalkan kemudlaratan manakala berdampak pada terkikisnya nilai religi, budaya dan nilai-nilai luhur sebuah bangsa.
Pendidikan agama Islam merupakan prinsip-prinsip dasar yang tertuang yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman, Syariah merupakan penjabaran dari islam yang memiliki dua dimensi pokok yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan.
Dengan pemikiran di atas maka sepatutnyalah generasi muda  harus dibina dan diarahkan kepada hal positif dan islami dengan berbagai cara dan metode yang ada. Karena tanpa itu bisa terjadi kebalikannya, dimana pemuda menjadi boomerang yang merepotkan eksistensi bangsa.
Oleh karena itu, peserta didik yang merupakan salah satu bagian dari generasi muda diharapkan mampu menghadapi  arus kehidupan yang semakin kompleks dan persaingan yang begitu ketat serta mampu memfiltrasi segala budaya yang ada yang terus berdatangan ke negara kita,   maka peserta didik harus mempersiapkan diri dan dilatih untuk mampu bersaing dalam segala hal, salah satunya yang berkaitan dengan religiusitas  islami yang betujuan mencetak mereka menjadi generasi muda yang handal, baik dalam ilmu  pengetahuan dan teknologi  (Iptek) maupun dalam iman dan taqwa ( Imtak).
Apalagi Kurikulum 2013 bertujuan ingin meningkatkan dan menyeimbangkan kompetensi peserta didik, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang didasari oleh tiga pilar utama, yakni kreativitas, inovasi, dan produktif dengan jiwa ke-Indonesiaan.
Atas dasar pemikiran di atas, dalam  rangka  mengisi  Kebangkitan Nasional dan  menempatkan potensi peserta didik  secara proporsional yang  diharapkan menjadi generasi bangsa yang religius dan handal,   kami  Musyawarah Guru Mata   Pelajaran   Pendidikan  Agama   Islam (MGMP PAI) SMP Kab. Cianjur  akan mengadakan  Pekan Kreativitas Pendidikan Agama Islam ( Pentas PAI )  dengan melibatkan peserta didik SMP di Wilayah Kab. Cianjur  dalam lomba kreativitas Pendidikan Agama Islam.
Dengan kegiatan Pekan Kreativitas Pendidikan Agama Islam  diharapkan peranan generasi muda dapat tersalurkan secara proporsional, dan memiliki nilai-nilai religiusitas yang tinggi serta memilki nilai kebangsaan yang dinamis.

B.     DASAR PEMIKIRAN


  1. Undang-Undang No. 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  2. Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
  4. Surat Keputusan bersama antara Mendikbud dengan menteri Agama RI No. 0198/U/85  dan No. 35  tentang MGMP PAI.
  5. Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Cianjur  tentang Susunan Pengurus MGMP PAI  SMP masa bakti 2013-2015.
  6. Program kerja  MGMP PAI SMP Kab.Cianjur masa bakti 2013-2015.

C.    TUJUAN


Tujuan dari kegiatan  ini adalah sebagai berikut:
1.         Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebersamaan ( Multikultural ) pada setiap siswa.
2.         Menumbuhkembangkan bakat dan minat dalam bidang seni dan kreativitas  Pendidikan Agama Islam di kalangan peserta didik.
3.         Mempererat ukhuwah islamiyah, membina persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa sesama peserta didik SMP di wilayah Kab. Cianjur.
4.         Membangun aspek Emotional Quotient ( EQ) dan aspek Spiritual Quotient (SQ ) yang kokoh di kalangan peserta didik.
5.         Memberikan wahana kompetensi peserta didik dalam seni dan kreativitas  Pendidikan Agama Islam.
6.         Membangkitakan sikap nasionalis yang semakin pudar akibat perkembangan budaya.
7.         Memotivasi lembaga-lembaga pendidikan untuk menumbuh kembangkan sikap dan perilaku religiusitas yang tinggi demi keberlangsungan dan menyongsong masa depan Bangsa Indonesia.
8.         Sebagai ajang pemilihan peserta terbaik di Wilayah Kab. Cianjur yang akan menjadi perwakilan dan utusan daerah ke Tingkat Propinsi Jawa Barat dalam lomba  yang sama.

D.    TEMA KEGIATAN


Tema  kegiatan Pekan  Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam ini adalah: ” ”MEMBANGUN KARAKTER SISWA  SMP YANG  BERAKHLAQUL KARIMAH
DALAM MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KARAKTER BANGSA”

E.     WAKTU DAN TEMPAT


Waktu dan tempat adalah :
Waktu         : Sabtu, 07  Februari 2015
Tempat        : Kampus Al Azhar Cianjur

F.     KEGIATAN PERLOMBAAN


  1. Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam
  2. Lomba Ceramah Islam
  3. Lomba Tahfizul Quran ( Juz-30)
  4. Lomba Kalighrafi
  5. Power Point
  6. Musabaqah Tilawatil Qur’an
  7. Seni Qasidah

G.    PANITIA PELAKSANA


Panitia merupakan gabungan guru-guru Pendidikan Agama Islam SMP baik negeri maupun swasta  yang bergabung pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat Kab. Cianjur sebagai perwakilan pengurus Guru Pendidikan  Agama Islam di Wilayah Kab. Cianjur.
(Susunan panitia terlampir)

H.    PESERTA


1.      Peserta adalah siswa/siswi SMP kelas 7 atau kelas 8 yang dibuktikan dengan poto copy buku laporan pendidikan semester berjalan yang disahkan oleh kepala sekolah.
2.      Setiap peserta  harus memakai busana muslim/muslimah.
3.      Peserta tidak diperbolehkan mengikuti lebih dari satu jenis mata lomba.
4.      Masing-masing sekolah hanya mengirimkan 1 tim pada setiap cabang lomba.

I.       JADWAL KEGIATAN

Terlampir

J.      HADIAH


Kegiatan ini memperebutkan
  1. Piala Bergilir
  2. Piala Tetap untuk juara 1, 2 dan 3  dan Harapan 1, 2 dan 3

K.    DANA DAN SUMBER DANA

Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini dan berlanjut ke tingkat Provinsi berjumlah  Rp. 26.797.500,- (Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Sembilan puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah)
Adapun Sumber Dana  diharapkan dari :
  1. Bupati Kabupaten Cianjur
  2. Anggaran Dinas pendidikan  Kab. Cianjur
  3. BAZNAS Kabupaten Cianjur
  4. DIPA Kementerian  Agama Kab. Cianjur
  5. Kontribusi Kontingen Sekolah.
  6. Bantuan Sponsor

L.     Dewan Juri


1.         Unsur MUI Kab. Cianjur
2.         Unsur LPTQ Kab. Cianjur
3.         Unsur Profesional
4.         Pengurus MGMP PAI SMA Kab.Cianjur

M.   RENCANA ANGGARAN


Terlampir

N.    PENUTUP


Demikian proposal ini kami buat dengan harapan  Bapak/Ibu/Sdr dapat membantu terlaksananya kegiatan Pekan Kreativitas dan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAItersebut. Semoga Allah Swt senantiasa meridhoi segala niat baik hamba-hamba-Nya. Amiin.


        Cianjur  , 10 Desember  2014
Ketua Pelaksana,





Siti Chalimah, M.Pd.I
NIP. 19740620 199802 2 002
Sekretaris,





Aminul Hayat, S.Ag
NIP


PROJECT  PROPOSAL
PEKAN KETERAMPILAN DAN SENI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PENTAS PAI) TAHUN 2015
TINGKAT SMP SE-KAB. CIANJUR

”MEMBANGUN KARAKTER SISWA  SMP YANG  BERAKHLAQUL KARIMAH
DALAM MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KARAKTER BANGSA”





Dengan Aneka Lomba

Cerdas Cermat PAI
Pidato Islami
Hifdzil Quran
Tilawatil Qur’an
Kalighrafi
Olimpiade PAI
Seni Qasidah









Sabtu, 07  Februari 2015



Penyelenggara:
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
MGMP PAI SMP TINGKAT KAB.CIANJUR




Sekretariat: SMPN 2 Cianjur Jalan Siliwangi No 104 Kab. Cianjur 
Kontak Person. 085624976888 Kode Pos 43251

PEKAN KETERAMPILAN DAN SENI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 (PENTAS PAI) TAHUN 2015
TINGKAT SMP SE-KAB. CIANJUR
”MEMBANGUN KARAKTER SISWA  SMP YANG  BERAKHLAQUL KARIMAH
DALAM MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KARAKTER BANGSA”
Sekretariat :   SMP Negeri 2  Cianjur Jalan Siliwangi No 104 Cianjur              
email: mgmppaismpcianjur@yahoo.com



Lampiran 1.  Anggaran Biaya


NO
URAIAN
Satuan
Harga
Jumlah
KESEKERTARIATAN DAN ADMNISTRASI 
1
ATK
1
paket
 Rp     200,000.00
 Rp         500,000.00
2
Pembuatan dan Penggandaan Proposal
1
paket
 Rp     100,000.00
 Rp         100,000.00
3
Penggandaan dan Distribusi Surat
50
eksp
 Rp       10,000.00
 Rp         500,000.00
4
Biaya Telepon
1
kegiatan
 Rp     100,000.00
 Rp           50,000.00
5
Pembuatan Soal LCC
26
paket
 Rp     500,000.00
 Rp         500,000.00
PUBLIKASI, DAN DOKUMENTASI
1
Piagam Peserta, Pendamping dan Panitia
200
lembar
 Rp         7,500.00
    Rp     1.500,000.00
2
Dokumentasi, Baligho dan Spanduk
1
paket
 Rp     900,000.00
 Rp         900,000.00
HADIAH  DAN TROPY
1
Tropy  Juara
7
set
 Rp     250,000.00
 Rp      1.750,000.00
AKOMODASI DAN TRANSPORTASI                          -  
1
Transport Rapat Persiapan ( 2 Kali)
17
orang
 Rp       25,000.00
    Rp       925,000.00
2
Transport Panitia
17
orang
 Rp     50,000.00
 Rp        850,000.00
3
Honorarium Panitia
17
orang
 Rp     150,000.00
 Rp     2,550,000.00
4
Transport Juri



 Rp                          -  

Ø Juri Pidato
3
orang
 Rp     150,000.00
 Rp         450,000.00

Ø Juri Tahfizul Quran
3
orang
 Rp     150,000.00
 Rp         450,000.00

Ø Juri LCC
3
orang
 Rp     150,000.00
 Rp         450,000.00
    Ø Juri Kalighrafi
3
orang
Rp     150,000.00
Rp         450,000.00
Ø Juri MTQ
3
orang
 Rp     150,000.00
 Rp         450,000.00
Ø Juri Power Point
3
orang
 Rp     150,000.00
 Rp         450,000.00
Ø Juri Seni Qasidah
3
orang
Rp     150,000.00
Rp         450,000.00
6
Honorarium Juri



 Rp                          -  

Ø Juri Pidato
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00

Ø Juri  Tahfizul Quran
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00
Ø Juri Pidato
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00
Ø Juri LCC
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00
Ø Juri MTQ
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00
Ø Juri Power Point
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00

Ø Juri Seni Qasidah
3
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         600,000.00
PERALATAN                          -  
1
Sound System
6
paket
 Rp     300,000.00
 Rp      1.800,000.00
2
Bel dll
1
paket
 Rp     200,000.00
 Rp         200,000.00
KONSUMSI  
3
Konsumsi Snack



 Rp                          -  

Ø Juri
21
orang
 Rp         7,500.00
 Rp         167,500.00

Ø Panitia
17
orang
 Rp         7,500.00
 Rp         127,500.00
5
Konsumsi Makan



 Rp                          -  

Ø Juri
21
orang
 Rp       15,000.00
 Rp         315,000.00

Ø Panitia
17
orang
 Rp       15,000.00
 Rp         255,000.00
6.
Pengiriman Kontingen Ke Propinsi Jawa Barat
pendaftaran ke Propinsi Jabar
1
kontingen
 Rp  1.250,000.00
 Rp      1.250,000.00

Transport peserta + official
8
orang
 Rp     200,000.00
 Rp      1,600,000.00

Penginapan  peserta + official
8
orang
 Rp       75,000.00
 Rp         600,000.00

Kosumsi peserta + official 5 kali
40
kali
 Rp       15,000.00
 Rp         600,000.00

Pemberian uang saku peserta
7
orang
 Rp     100,000.00
 Rp         700,000.00

Pemberian uang saku  Official
1
orang
 Rp     200,000.00
 Rp         200,000.00






Jumlah
 Rp   26,797,500.00
Terbilang :  Dua Pulu Tujuh Juta Seratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah #
Cianjur, 27 Januari 2014
 Bendahara,


Wawar Kurniasih, S.Ag, M.Pd.
NIP. 19710906 200003 2 001





PEKAN KETERAMPILAN DAN SENI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PENTAS PAI) TAHUN 2015
TINGKAT SMP SE-KAB. CIANJUR
”MEMBANGUN KARAKTER SISWA  SMP YANG  BERAKHLAQUL KARIMAH
DALAM MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KARAKTER BANGSA”




Lampiran  Susunan  Panitia


Pelindung
:
1.      Kepala Kemenag Kab Cianjur
2.      Kepala Dinas Pendidikan Kab Cianjur
3.      Kabid SMP Dinas Pendidikan Kab Cianjur
4.      Kasi PAIS Kemenag Kab Cianjur
1.
Penanggung Jawab
:
 Ahmad Zenal Abidin, S.Ag., M.Pd.I
(Ketua MGMP PAI SMP Kab Cianjur)
2.
Ketua
:
Siti Chalimah, S.Ag., M.Pd.I
3.
4.
Sekretaris
:
Aminul Hayat, S.Ag
5.
Bendahara
:
 Wawar Kurniasih, S.Ag, M.Pd.
Koordinator :

6.
7.
·   LCC PAI
:
1.      Hera Abdul Bar, S.Ag., M.Pd.
2.      Ai Kartini Mastur, S.Ag
8.
·   Pidato
:
Wawar Kurniasih, S.Ag,. M.MPd.
9.
·   Tahfizul Quran
:
H. Amsor Maksudin, S.Ag
10.
·  MTQ

:
Yayat Hidayat, S.Ag
11.
·  Kalighrafi

:
Gasik Purwaji, S.Ag
12.
·  Power Point

:
Nurbaeti, S.Pd.I
13.
·  Seni Qasidah

:
Rina Khoridah, S.Ag
14.
15.
·    Konsumsi
:
1.      Deti Milda, S.Ag.
2.      Rina Khoridah, S.Ag
16.
17.
·    Pubdok
:
1.      Jamiludin, S.Ag
2.      Ali Ma’mur, S.Pd.I


PETUNJUK TEKNIS  PELAKSANAAN
PENTAS PAI
MGMP PAI SMP KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2014


  1. CABANG LOMBA
1.       Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam
2.       Ceramah Islam
3.       Tahfidz Quran
4.       Kalighrafi
5.       MTQ
6.       Power Point
7.       Seni Qasidah

  1. WAKTU DAN TEMPAT
1.       Pendaftaran
Tanggal                           :       Daptar nama peserta sudah diterima s.d. tanggal 13  Pebruari  2014
Tempat                            :       SMPN 2 Cianjur ( Siti Chalimah, M.Pd.I), SMPN 1 Cipanas          ( Yati Rumiyati Romlah,S.Ag), SMPN 1 Ciomas ( Rasad,S.Ag,M.Pd.I), SMPN 2 Leuwiliang ( Rukiat,S.Ag), SMPN 2 Cibungbulang ( Aid Wildan, S.Ag), SMPN 1 Gunung Sindur ( Drs. Nuryani), SMPN 3 Cibinong ( Cianjur), SMPN 1 Cileungsi ( Drs. Syafrudin), SMPN 2 Sukamakmur ( Ade Saepudin Zuhri,S.Pd.I )

2.       Jumpa teknik                        :
Hari/ Tanggal                  :       Kamis, 13 Pebruari 2014
Waktu                               :       Pukul 10.00 s/d 12.00 WIB
Tempat                            :       SMPN 2 Cianjur Jl. Siliwangi No 104 Cianjur
3.        Pelaksanaan                         :
Hari/ Tanggal                  :       Sabtu, 15  Pebruari  2014
Waktu                               :       Pukul 08.00 WIB s/d selesai
Tempat                            :       SMP Al Azhar Kab. Cianjur


  1. KETENTUAN LOMBA:
1.    Ketentuan Umum:
a.    Seluruh kontingen mengisi formulir pendaftaran yang disediakan panitia.
b.    Seluruh kontingen ( Peserta ) mengikuti acara pembukaan dan penutupan.
c.    Membawa surat tugas/rekomendasi dari sekolah masing-masing;
d.    Pembimbing 1 orang Guru Pendidikan Agama Islam
e.    Peserta harus hadir di tempat pelaksanaan lomba 15 menit sebelum lomba dimulai.
f.     Peserta adalah siswa/siswi SMP kelas 7 atau kelas 8 yang dibuktikan dengan poto copy buku laporan pendidikan semester berjalan yang disahkan oleh kepala sekolah
g.    Setiap peserta  harus memakai busana muslim/muslimah.
h.    Peserta harus memakai nomor peserta (disediakan panitia).
i.      Pada saat  lomba berlangsung, apabila peserta dipanggil tiga kali berturut-turut tidak hadir maka dianggap mengundurkan diri.
j.      Sistem lomba yang digunakan adalah sistem gugur
k.    Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat.
l.      Masing-masing sekolah hanya mengirimkan 1 tim pada setiap cabang lomba
m. Apabila terdapat peserta yang menyalahi ketentuan lomba yang ditetapkan kemudian menjadi juara, maka secara otomatis kejuaraannya dibatalkan dan identitas kejuaraan diserahkan kepada juara nomor berikutnya.

2.    Ketentuan khusus
a.    Cerdas Cermat PAI  
v  Peserta beregu terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai juru bicara dan dua orang menjadi pendamping.
v  Materi lomba sesuai dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam dari kelas 7 sampai dengan kelas 9.
v  Sistem lomba dilaksanakan mulai dari babak penyisihan dan final
v  Pada babak penyisihan  dan Final diberlakukan sistem sebagai berikut:
a)   Setiap regu mendapat jatah satu paket ( 10 ) soal dalam amplop dan satu amplop soal rebutan bagi semua regu.
b)   Jawaban pada soal pilhan regu ( jatah ) dijawab oleh juru bicara , sedangkan soal rebutan tergantung siapa lebih dahulu menekan bell dan dipersilahkan oleh dewan juri.
c)    Jatah soal yang tidak terjawab dilemparkan kepada regu yang lain yang lebih dahulu menekan bell dan tidak dilempar kembali kepada regu yang lain. Jika jawabannya salah atau kurang sempurna maka dikurangi 25.
d)   Pada soal rebutan kesempatan menjawab akan diberikan kepada regu yang lebih dahulu menekan bell dan dipersilahakan oleh dewan juri. Jika jawaban benar bernilai 100 dan jika salah dikurangi 100.
e)   Jika pada waktu dibacakan soal rebutan belum selesai dan ada regu menekan bell, maka pembacaan soal akan dihentikan, dan dipersilahkan untuk menjawab soal pertanyaan.

b.    Pidato Agama Islam
v  Peserta lomba satu orang putra atau putri  yang merupakan perwakilan dari setiap kabupaten/kota.
v  Tema/ judul pidato memilih salah satu diantara tema berikut:
a)        Syukur nikmat;
b)        Kufur nikmat;
c)         Sholat sebagai tiang agama;
d)        Berbuat baik kepada orang tua;
e)        Imtak dan Iptek;
f)         Akhlak kepada guru;
g)        Ciri-ciri orang bertaqwa;
h)        Kemuliaan akhlak Rasulullah Saw;
i)          Mencari ilmu wajib;
j)          Kebersihan sebagian dari iman.
v  Unsur Penilaian meliputi :
a)      Kesesuaian antara judul dan isi pidato;
b)      Retorika;
c)       Intonasi;
d)      Performance
v  Waktu Pidato  selama 10 menit

c.    Tahfidz (hapalan al-Quran)
v  Peserta lomba satu orang putra atau putri  yang merupakan perwakilan dari setiap kabupaten/kota.
v  Ayat-ayat tahfiz adalah juz ke-30 dari al-Quran (juz ’amma)
v  Unsur Penilaian meliputi :
a)        Tahfiz 
b)        Tajwid
c)         Fashohah dan Adab

3.    Ketentuan Lain
Ketentuan lain yang masih dianggap perlu diberitahukan kemudian. Hal-hal lain yang belum jelas dapat ditanyakan kepada panitia pelaksana               ( MGMP PAI SMP Kab.Cianjur).